Wednesday, September 7, 2016

Kelompok HIT ME (3) Pengalaman Luar Biasa 1

 Waktu sudah ditentukan untuk berangkat, mereka berencana berangkat dari rumah Okto di Siantar, tepatnya MARJANDI. Dari sana mereka akan pergi ke Tigaras menuju lokasi. Dari beberapa orang diantara mereka, ada yang tidak jujur dengan permisi keberangkatannya, yaitu Lidya dan Daniel. Tidak enak juga sih dengan ketidakterbukaan mereka, tapi ya sudahlah, yang penting mereka bisa pergi dan ikut. Di Siantar rencananya Okto menjemput dari loket bus yang mereka tumpangi. Tapi di tengah perjalanan, rencana berubah, karena kondisinya juga hujan, bapakknya Okto menyuruh mereka untuk mandiri, pas juga sih, tapi mereka memang tidak tahu lokasi ini. Berdasarkan petunjuk, mereka pun pergi ke simpang marjandi. Okto sudah menuggu mereka disana. Dalam perjalanan, karena sinyal sudah mau hilang, mereka menyempatkan membuat grup chat di line, dengan nama HIT ME, supaya lebih mudah saling bertukar info, apalagi satukan kekuatan, foto. Panjang memang perjalanan ini, tapi terbayarkan karena sudah sampai ke rumah Okto.

Mereka pun bercerita sedikit dengan keluarga, dan segera beberes, makan, mandi dan lain-lain. Mereka membicarakan ulang teknis mereka untuk trip besoknya. Karena tidak masuk akal lagi, alias tidak tepat lagi pembicaraannya sekarang. Mereka pun berencana istirahat. Tapi sebelum itu, mereka melakukan game, dengan taruhan harus menjawab pertanyaan yang menang, dan Haryono tahu arah permainan ini, karena dia punya rahasia menarik yang tidak dibicarakan kepada tim. Yang lain pun bersekongkol untuk mengalahkan Haryono. Namanya juga games kejujuran, ya dijawab dengan jujurlah, dan clue yang sangat menguatkan mereka pun terjawab, dan rahasia haryono pun terbongkar, hadeuhhhh... Mengingat perjalanan mereka akan panjang dan berat, merekapun segera istirahat. Mereka semua sama-sama di luar, hahaha.

Semua terlelap, tapi di tengah malam Haryono terbangun karena sepertinya ada yang mengganggu-ganggu. Terang saja, si Hagar tidak bisa tidur, jadi dia berusaha mencari teman supaya tidak sepi. Hagar tidak bisa tidur di tempat baru, padahal itu nanti kan jadi tempat tinggalnya juga, hahahah.

Pagi hari muncul, rencana yang sudah direncanakan sebentar lagi akan diwujudnyatakan. Mereka segera beberes, dan mempersiapkan bekal makanan dan perlengkapan. Tidak lupa sebelum mereka berangkat, mereka berfoto dengan orangtua Okto, karena setelah pulang nanti, mereka tidak sempat untuk singgah lagi ke rumah, mereka pun pamit dengan doa. Perjalanan itu sangat panjang, naik bus, kapal, bus, becak, begitulah tahapannya. Semangat mereka masih full sebelum hujan yang meragukan mereka dan waktu yang seperti sudah kelamaan untuk mendaki. Ketika mereka berada di kaki pusuk buhit, sangat semangat rasanya, ternyata pendakian ini bisa dilaksanakan dan akan terjadi sebentar lagi.
Memulai semua itu dengan ketergesa-gesaan tidak ada gunanya, sabar dan pandang ke depan, supaya tidak jatuh. Mereka pun mulai naik, masih baru mereka berjalan, pendaki yang turun menakut-nakuti mereka. Bagaimana tidak, mereka mau naik, pendaki lainsudah turun. Hujan badai diatas, kata salah seorang di atasnya. Tapi ada satu kelompok yang membuat mereka semangat.

“dari organisasi mana? Kampus atau luar kampus? Atau sendiri?” tanya orang itu
“bukan dari kampus atau organisasi bang, kami berangkat sendiri”, sahut salah satu dari mereka.
“darimana?”
“dari medan bang”
“samalah kita berarti dari medan. Semangatlah, di atas milik kalian sekarang. Mantaplah memang kalian”.

Tidak menyangka di sela-sela kebingungan mereka akan cuaca dan waktu, ada yang menyemangati. Sudah dua jam mereka berjalan, arah sudah mereka tanya, kok tidak terasa mendaki? Kok jauh kali ya? Ketika dalam perjalanan, hujan berkali-kali megguyur mereka, dan hanya Haryono yang tidak menggunakan mantel, alhasih dia yang yang basah. Teman-teman nya yang lain marah kepada Haryono, karena mengabaikan untuk membeli mantel hujan yang hanya harga 15ribu. Haryono yang membawa perlengkapan pula, kalau yang dibawanya basah, mau dimana nanti tidur? Akhirnya dia pun bergantian dengan Okto untuk membawa tas carier yang berat itu.

Terang mulai menghilang, jam sudah menunjukkan segera memasuki dunia malam. Mereka istirahat sebentar karena jalan yang mereka tuju mulai bercabang, dan tidak ada jalan yang jelas untuk menuju lokasi, apalagi tidak ada lagi orang yang mau ditanya. Setelah cukup istirahatnya, mereka pun melanjutkan perjalanan, Okto yang menjadi pemimpin di depan menentukan jalan yang akan mereka tempuh. Ibarat memotong jalan, tapi sepertinya tidak, karena itulah tantangannya. Mereka mulai mendaki ke atas, gelap sudah menyapa mereka, senter segera dikeluarkan. Lelah iya, takut juga sangat. Haryono menjaga di bagian belakang, Okto di bagian depan, Hagar Lidya dan Daniel di tengah. Beberapa kali mereka hampir jatuh, dan sempat ada yang tergelincir. Mereka semakin takut, dan takut. Hujan juga tidak mau berhenti. Mendaki di tengah kegelapan dengan cuaca yang sebenarnya sangat tidak mendukung. Hagar mulai sangat takutt dan menangis, karena Haryono yang paling belakang, dia pun menyemangati Hagar, supaya melanjutkan perjalanan. Hagarpun menyeka kesedihannya dan melanjutkan perjalanan. 

(bersambung) Kelompok HIT ME (4) Pengalaman Luarbiasa 2

No comments:

LIRIK LAGU TERBARU ROHAKKU - JUN MUNTHE